Ajang berinteraksi sesama teman sekarang juga dapat dilakukan hanya dengan duduk didepan komputer atau dengan memegang gadget kesayangan kamu. Benar kan ? hayoo jangan bohong. Atau bahkan hanya sekedar melampiaskan kekesalan kamu di timeline media sosial, itu hal yang biasa terjadi.
Seringnya berinteraksi di sosial media, melahirkan perilaku-perilaku unik yang mungkin tidak pernah terfikirkan oleh kamu atau bahkan para pembuat platformnya sekalipun. Banyak hal baru dan unik yang terjadi di sosial media ini. Mulai yang aneh - aneh hingga sesuatu perilaku hanya dapat kita temui di regional tertentu saja.
Berikut ini adalah beberapa perilaku unik di berbagai sosial media yang hanya terjadi di Indonesia
Di Twitter :
1. Kultweet
Orang Indonesia memang suka berbagi pengetahuan. Selain dipakai untuk asyik mengobrol, orang linimasa Twitter juga dipakai untuk berbagi ilmu kepada followernya. Banyak pakar atau praktisi yang dengan suka rela berbagi pengetahuannya di timeline sesuai bidang yang ia kuasai: tentang copywriting, sejarah, iklan ataupun juga gerakan sosial. Biasanya mereka menandai kultweetnya dengan nomor, bahkan ada yang sampai ratusan. Dan follower memang sangat antusias mengikutinya.
2. Twitwar
Haha, ini yang sangat sering terjadi, terutama di kalangan pesohor negeri ini. Linimasa twitter juga dipakai untuk beradu argumen tentang topik tertentu. Diskusi yang memanas kadang berujung pada twitwar. Bahkan twitwar yang panas di timeline akan memunculkan perkelahian, adu fisik, duel secara offline. Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu antara dua kubu yang berbeda pendapat.
3. Ngobrol, flirting di timeline
Orang Indonesia terkenal ramah, suka menyapa. Dan kebiasaan ini terbawa juga sampai di online, terutama di Twitter. Di social media yang menyediakan space hanya 140 karakter itu, banyak tweeple yang melakukan obrolan mulai tentang makan siang, beli sepatu yang bagus, sampai urusan percintaan. Tak jarang di Twitter ada yang flirting mengajak ketemuan atau hal-hal yang sifatnya sangat personal yang tidak ada hubungannya dengan informasi publik.
4. Minta ijin follow
Timeline Twitter itu ibarat pasar, setiap orang adalah penjual yang menawarkan dagangannya memakai toa. Intinya timeline adalah tempat yang terbuka, siapa saja “bebas” berbicara sesuai tujuannya masing-masing.
Setiap follower bisa memfollow, mengunfollow, memblock siapapun yang mau. Namun beberapa tweeple di sini sangat ramah, mereka meminta ijin dulu ketika akan memfollow seseorang. Namun sebaliknya jarang sekali yang meminta ijin untuk unfolllow. Unfollow kadang dianggap tidak mau berteman.
Instagram :
5. Membuka toko Online di Instagram
Instagram sebenarnya bukan plaform untuk berjualan online. Namun orang indonesia super kreatif, sehingga bisa memaksimalkan aplikasi tersebut untuk mencari uang. Dan ternyata banyak yang sukses. Beberapa toko online personal yang sukses itu diantaranya adalah SaroengMaumere, Kamengski dan masih banyak lagi. Memang sampai sekarang dari pihak Instagram tidak melarang aktivitas yang hanya terjadi di Indonesia itu.
Facebook :
6. Nge-like semua page di Facebook
Entah karena hanya latah, ikut-ikutan, atau memang benar-benar menyukai sebuah tema di Page, Facebooker Indonesia sangat mudah sekali mengklik like di Facebook. Sehingga pertumbuan "like" di Indonesia sangat cepat.
Dan hal ini cukup menguntungkan para brand yang berlomba-lomba mencari banyak-banyakan like. Apalagi dengan iming-iming hadiah, Facebooker Indonesia sangat mudah terpancing untuk melakukan aktivitas itu.
7. Memasang foto-foto anak
Banyak sekali foto-foto anak dari bayi sampai balita yang sengaja diposting oleh orang tuanya di Facebook. Padahal konon itu melanggar privasi anak. Selain itu sangat berbahaya karena foto tersebut akan menjadi sasaran para pedofilia yang terus berkeliaran di dunia online.
Sebenarnya ada fitur untuk memproteksi siapa saja yang boleh melihat postingan di akun Facebook kita, namun kadang para Facebooker agak tidak mempedulikannya.
Nah itulah beberapa perilaku unik pengguna sosial media di Indonesia. Mungkin ada satu atau dua kesamaan perilaku yang terjadi di negara lain, namun tidak menjadi perilaku secara umum yang menggambarkan perilaku bermedia sosial di negara tersebut.